Tahukah kamu, motor listrik jadi isu hangat tahun ini di Indonesia?
Ya, motor listrik sedang dikembangkan sejumlah merek motor roda dua yang ada di Indonesia.
Motor listrik digadang-gadang lebih ramah lingkungan.
Sebab, tidak menimbulkan polusi udara.
Benarkah demikian?
Fakta menarik seputar kemunculan motor listrik di Indonesia ini, sebaiknya kamu tahu.
Motor Listrik Nasional
Sama seperti merek mobil, pembuat sepeda motor nasional pun mulai bermunculan di Indonesia.
Terakhir yang cukup besar adalah kerjasama antara PT Gransindo Inter Global dengan Institut Teknolologi Sepuluh November (ITS), dalam melahirkan motor listrik bernama Gesits

Agung Kurniawan/KompasOtomotif
Prototipe sepeda motor listrik pertama Indonesia, Gesits, merupakan kolaborasi antara Garansindo dengan ITS.
Prototipe sudah meluncur di Gedung Riset Mobil Listrik, ITS, Surabaya, Selasa (2/5/2016) silam.
Peluncuran itu juga dihadiri Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan (Ristek dan Dikti) Tinggi Muhammad Nasir, Rektor ITS Joni Hermana, dan jajaran Direksi Garansindo.
Sejumlah pihak harga jual di pasaran motor listrik ini tak lebih dari Rp 20 Juta.
Gesits mengandalkan mesin bertenaga listrik dengan daya motor sebesar 5KW.
Mengadopsi baterai Lithium Ion.
Menariknya, untuk sati kali ulang pengisian baterai, bisa dikendarai sejauh 80 – 100 km.
Di dalamnya sudah ada baterai Lithium Ion berdaya 1.980 WH.
Motor ini cukup di-charge dalam waktu sekitar 1.5 sampai 3 jam.
Regulasi Motor Listrik
Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) mempersilakan bagi siapa saja merek yang ingin memproduksi motor listrik.
“Silakan saja. Kalau memang ada yang memikirkan ke arah sana. Bagaimana pun juga, barangnya sudah ada,” ucap Ketua Umum AISI Gunadi Sindhuwinata, (9/9/2016), di Jakarta seperti dilansir Kompas.com.
Ketika ditanya soal regulasi yang selama ini menjadi kendala, Gunadi pun menyatakan bahwa hal ini masuk dalam pemikiran selanjutnya.

Istimewa
Direktur Jendral Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Pudji Hartono, menguji Honda EV Neo (kiri), sementara Menristek dan Dikti M Nasir sedang tes-ride Gesits, skuter listrik hasil kolaborasi Garansindo dan ITS (kanan).
”Kami tetap memikirkan dan persiapkan, apa yang bisa dilakukan untuk menjamin keselamatan, emisi, dan lain-lain yang terkait dengan motor listrik hingga pada saatnya kita gulirkan kebijakannya,” kata Gunadi.
Dalam waktu dekat, Gunadi sebagai wakil dari industri sepeda motor, bakal mengikuti berbagai agenda internasional tentang sepeda motor listrik di Jerman.
Tak hanya teknologi, pembicaraan bakal difokuskan juga pada sisi keselamatan.
Bukan Jawaban Atas Isu Lingkungan
Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia memandang, motor listrik tidak akan berhasil menjadi penyelamat lingkungan.
Mengapa?
Menurut Ketua Umum AISI Gunadi Sindhuwinata, dari hasil berbagai konferensi yang dikutinya di seluruh dunia, selalu ada kesimpulan bahwa motor atau mobil listrik bukan jawaban atas isu lingkungan.
”Bahwa banyak yang memproduksi memang iya. Tapi pasarnya mana? Bahkan perusahaan-perusahaan besar merek Eropa dan Jepang, tidak berhasil mengembangkan pasar,” ucap Gunadi.
Alasan utama tidak berkembangnya motor dan mobil listrik, lanjut Gunadi, karena untuk membuat udara bersih memang cukup bagus, tapi hanya sementara.
Misalnya, penggunaan kendaraan listrik di Beijing dan Shanghai, China, namun daerah di sekitarnya tetap berkeliaran motor dan mobil biasa.
Gunadi lantas memberi gambaran, bahwa jika listrik dijadikan sebagai alasan mengurangi emisi gas buang, bakal menjadi kurang tepat.
Misalnya, produksi listrik pun tetap terkait dengan emisi.
Gas buang pun berkontribusi mempengaruhi iklim secara global.
Kedua, memindahkan listrik dari pabrik menuju konsumen melalui transmisi bertahap.
”Jika 300.000 KV, jadi 220 V, secara termodinamika, perpindahan itu selalu bawa kerugian, berupa panas dan lainnya. Kalau ini dihitung secara total, tidak murah. Listrik sekarang adalah harga politis, di mana pun juga,” kata Gunadi.